KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM PENDIDIKAN
oleh : Adi Riyadhi, M.Si
Laboratorium Pendidikan adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
Ada beberapa Jenis Labortorium diantaranya :
- Laboratorium pengujian di Industri
- Laboratorium penelitian di Lembaga pemerintahan
- Laboratorium pendidikan di perguruan Tinggi
Lab Industri | Lab Penelitian | Lab Pendidikan | |
SDM | Pengguna Lab Terlatih, Jumlah relatif sedikit dan tetap | Pengguna Lab terlatih, Jumlah relatif sedikit dan berubah-ubah setiap tahun | Pengguna Lab tidak terlatih, Jumlahnya relatif banyak dan berubah-ubah |
Peralatan | Terkalibrasi | Sebagian besar terkalibrasi | Sebagian besar tidak terkalibrasi |
Bahan | Jenis bahan sedikit, Jumlah banyak, dan cenderung tetap jenisnya | Jenis bahan banyak, jumlah sedikit dan berubah-ubah jenisnya tergantung penelitian | Jenis bahan beragam, jumlah sedikit dan jenisnya cenderung tetap. |
Laboratorium pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap kesadaran keselamatan dan keamanan selama praktikum. Praktikum yang aman harus dijadikan prioritas utama dalam pengajaran di laboratorium pendidikan. Perilaku bekerja yang bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan dalam bekerja merupakan komponen yang sangat penting sepanjang karier kimiawan.
Tantangan dalam menerapkan prilaku bertanggung jawab di laboratorium pendidikan adalah jumlah mahasiswa yang cukup banyak, belum terlatih dan setiap tahun berganti-ganti.
Hal-hal yang dapat menyebabkan bahaya di laboratorium pendidikan
- Kebakaran, gempa bumi dan bencana alam lainnya.
- Pemadaman Listrik
- Tumpahnya bahan berbahaya
- Hilangnya bahan atau peralatan
- Hilangnya data
- Penyalahgunaan bahan atau peralatan
Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudah menunjukkan sifat yang mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, mati sebagai martir demi ilmu pengetahuan masih bisa diterima. Dalam pidatonya pada tahun 1890, kimiawan besar, August KekulĂ©, berkata: ‘’Jika Anda ingin menjadi seorang kimiawan, anda harus mengorbankan kesehatan Anda. Siapa yang tidak mau mengorbankan kesehatan dalam penelitiannya, maka dia tidak akan mencapai apa pun dalam bidang Kimia.”
Pengembangan “budaya keselamatan” telah menghasilkan laboratorium yang aman dan lingkungan yang sehat untuk mengajar, belajar dan bekerja. Sayangnya, saat ini timbul kekhawatiran tentang kemungkinan digunakannya bahan kimia berbahaya oleh mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan terorisme. Ancaman keamanan ini memberikan tantangan baru untuk bekerja dengan bahan kimia di laboratorium.
Laboratorium penelitian dan pengajaran akademik memiliki tanggung jawab khusus untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan keamanan serta kehati-hatian dalam melakukan praktik laboratorium kepada siswanya. Pengajaran praktik yang aman harus dijadikan prioritas utama di laboratorium, karena dosen menyiapkan siswa untuk berkarier di laboratorium dalam dunia kerja kelak. Kurangnya jumlah SDM di laboratorium pendidikan dan banyaknya jumlah pengguna mahasiswa merupakan kendala yang biasa ditemui di setiap perguruan tinggi, oleh sebab itu perlu dibentuknya organisasi mahasiswa yang khusus mempelajari dan menerapkan manajemen laboratorium yang aman.
Beberapa alamat web untuk mengetahui tingkat bahaya suatu bahan kimia
- http://www.inchem.org/pages/icsc.html
- http://www.msds.com/
- http://chemtoolkit.stanford.edu/lcss/lcss.html
- http://www.hse.gov.uk/ghs/index.htm
Beberapa hal yang harus dipahami ketika bekerja di laboratorium.
- Klasifikasi, label dan simbol simbol yang berkaitan dengan manajemen bahan kimia.
- Teknik keselamatan bekerja dilaboratorium
- Penanganan bahan kimia
- Penyimpanan bahan kimia
- Manajemen limbah
- Kalibrasi dan operasional alat instrument lab
- Kalibrasi dan operasional alat gelas
Apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dilaboratorium
- Jangan langsung menyentuh bahan kimia apapun dengan tangan Anda.
- Selalu gunakan spatula untuk mengambil reagen padat dari wadah.
- Jangan pernah menggunakan spatula logam ketika bekerja dengan peroksida. Karena Logam akan terurai eksplosif dengan peroksida, gunakan spatula plastik.
- Pegang wadah dibagian badan wadah bukan bagian leher wadah ketika mentransfer bahan kimia atau larutan dari satu wadah ke yang lain.
- Gunakan penangas air panas untuk memanaskan cairan yang mudah terbakar. Jangan memanaskan langsung dengan nyala api.
- Tambahkan asam pekat ke air perlahan-lahan. Jangan pernah menambahkan air ke konsentrat asam.
- Timbang atau mengambil bahan kimia hanya sejumlah yang dibutuhkan. Tidak mengembalikan kelebihan kewadah aslinya
- Buang limbah kedalam limbah kontainer.
- Beri label limbah dan catat apa pun yang masuk ke dalam wadah limbah.
- Jangan membuang limbah cair ke tempat sampah.
- Benda tajam harus ditempatkan dalam wadah khusus
- Limbah berbahaya harus dibuang melalui Badan Layanan Kesehatan Lingkungan.
- Jangan pernah menyentuh, merasakan, atau mencium setiap reagen.
- Jangan menempatkan wadah langsung di bawah hidung dan menghirup uap.
- Jangan pernah mencampur atau menggunakan bahan kimia yang tidak diketahui dalam praktikum di laboratorium.
- Gunakan lemari asam, bila ada kemungkinan pelepasan uap kimia beracun, debu, atau gas
- Penting untuk diingat bahwa lemari asam bukan tempat penyimpanan.
- Menjaga agar peralatan dan bahan kimia yang tidak digunakan tidak boleh berada didalam lemari asam.
- Apabila di mungkinkan, ganti bahan kimia yang beracun dengan bahan kimia yang kurang berbahaya
- Lakukan semua pekerjaan enam inci di dalam lemari asam
- Jangan memasukan kepala Anda ke dalam lemari asam.
- Pastikan pembukaan tutup lemari asam seminimal mungkin, agar melindungi pengguna.
- Bahan kimia dan peralatan harus ditempatkan sedikitnya enam inci dalam lemari asam untuk memastikan aliran udara yang tepat.
- Bersihkan semua tumpahan dengan benar dan segera. Segera bersihkan tumpahan bahan kimia dengan menggunakan prosedur yang tepat.
- Gunakan kacamata, sarung tangan, dan jas lab ketika membersihkan tumpahan bahan kimia.
- Apabila cairan tumpah berupa asam, basa, dan pelarut organik, gunakan kit khusus menyerap tumpahan.
- Apabila tumpahan cukup banyak, buat tanggul di sekitar tumpahan kemudian gunakan adsorben.
- Jika bahan kimia beracun atau uap telah memenuhi ruangan (bahkan jika hanya sejumlah kecil) maka laboratorium harus dievakuasi.
- Buanglah bahan kimia pada tempatnya.
- Ketika mengangkut bahan kimia (terutama 250 mL atau lebih), tempatkan langsung wadah dalam wadah sekunder atau ember (karet, logam atau plastik).
- Jangan pernah menangani botol yang basah atau terlalu berat untuk Anda.
- Gunakan peralatan (gelas, Bunsen burner, dll) dengan cara yang benar.
- Jangan pernah meninggalkan percobaan yang sedang berlangsung
- Jangan pernah mencoba untuk menangkap gelas yang berisi bahan kimia yang jatuh.
- Hati-hati saat memegang gelas panas dan peralatan di laboratorium.
- Jangan arahkan ujung terbuka dari sebuah tabung reaksi yang mengandung zat ke diri sendiri atau orang lain.
- Jangan menghisap pipet dengan mulut. Selalu gunakan perangkat pipetting.
- Pastikan tidak ada pelarut yang mudah terbakar berada di daerah sekitarnya ketika menyalakan api.
- Jangan biarkan bunsen burner menyala tanpa pengawasan.
- Matikan semua kran, alat pemanasan, katup gas, dan air bila digunakan
- Sepatu, tas, dan barang-barang pribadi lainnya harus disimpan di wilayah yang ditetapkan, bukan pada bagian atas bangku atau meja kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar